07 Januari 2010
Pilihan dalam sebuah pilihan. Pilihan didalam sebuah keputusan untuk tidak memilih. Dan pilihan untuk memilih diantara dua pilihan. Memang sebuah pilihan yang berat, tapi bukankah hidup memang penuh dengan pilihan dan kita sebagai manusia memang diharuskan untuk memilih karena hidup adalah sebuah pilihan. Pilihan kita dalam perjanjian dengan Tuhan sebelum kita diberikan nyawa untuk dikirimkan kepada dua manusia yang telah dipilihkan Tuhan untuk menjadi orang tua kita, tanpa kita diberikan kesempatan untuk memilih siapa yang menjadi orang tua pilihan kita.
Dari kita didalam rahim, kita juga sudah dihadapkan pada dua pilihan. Bertahan atau menyerah? Pilihan yang sulit! Apalagi disaat kita masih merupakan gumpalan sperma yang masih harus dihadapkan pada pilihan pertarungan dengan gumpalan sperma lainnya, tapi tetap kita harus memilih bertahan! Dari awal proses pembentukan manusia saja, manusia sudah dipilihkan pelajaran dalam bertarung yang sesungguhnya. Tapi mengapa setelah kita tumbuh dan bisa berpikir lebih dewasa, kita lebih memilih untuk menyerah pada pilihan yang pengecut? Pilihan yang tidak kita sukai tapi harus kita pilih karena alasan kondisi? Omong kosong! Bukan kondisi yang dengan sendirinya tercipta hingga kita memilih untuk menyerah, tapi kita sendiri lah yang terkadang menciptakan kondisi itu hingga kita terperangkap dalam pilihan untuk menyerah. Dimana semangat perjuangan sperma itu? Perjuangan yang telah dipilihkan Tuhan untuk manusia dari awal manusia itu terbentuk?
Beranjak dewasa, semakin banyak pilihan yang diberikan oleh Tuhan untuk kita agar kita bisa memilih yang mana yang terbaik, dan hanya kita lah yang tahu pilihan mana yang terbaik dari yang terbaik. Dimulai dari pilihan pendidikan, pertemanan, persaingan,pekerjaan, bahkan permusuhan. Jangan kan hal-hal seperti itu, hal-hal kecil pun merupakan pilihan yang harus kita pilih untuk kehidupan kita. Makanan kesukaan, hobi, artis kesayangan, hal yang dibenci, bukankah hal-hal tersebut juga merupakan pilihan bagi kita? Pilihan yang terbaik untuk hidup yang lebih baik dan lebih nyaman. Pada dasarnya semua pilihan adalah baik dan semua pilihan adalah kenyamanan, dan itu yang terkadang kurang disadari manusia saat ini, sehingga manusia saat ini suka dibuat pusing sendiri oleh sebuah pilihan.
Apakah salah jika pada akhirnya ada seorang sahabat yang mengkhianati sahabatnya karena masalah cinta? Tapi apakah dia masih patut dipersalahkan ketika dia sudah berusaha keras untuk minta maaf pada sahabatnya dan semua yang ada di sekelilingnya karena rasa bersalah yang muncul pada dirinya? Bukankah itu sebuah pilihan yang sudah ia ciptakan sendiri? Mungkin memang pilihan itu yang menimbulkan kenyamanan bagi dirinya, jangan pernah salahkan dirinya. Apakah salah jika masih ada yang belum bisa memaafkan kesalahan seorang sahabatnya karena mungkin ia merasa sahabatnya telah keterlaluan pada dirinya? Sebuah pilihan, bukan? Tidak ada yang salah dengan semuanya, karena sekali lagi tidak ada yang salah dengan sebuah pilihan. Dasar hubungan dari sebuah pilihan itu sejatinya adalah diri sendiri.
Memang salah jika ada seorang lelaki yang lebih mencintai seorang laki-laki? Ataupun seorang perempuan yang lebih mencintai perempuan? Mungkin itu adalah pilihan yang menciptakan kenyamanan untuk mereka dan apakah pilihan itu harus ditentang karena masalah kesusilaan dan agama? Dimana arti kebebasan dalam memilih bagi mereka? Dimana arti kenyamanan dalam sebuah pilihan bagi mereka? Buka mata kita! Mereka tidak salah, sekali pun kalian menganggap mereka salah, ingatkan mereka dengan cara yang benar! Bukan berarti karena kalian menganggap mereka salah, lalu kalian dengan seenaknya memilih untuk menyalahkan mereka. Kalau misalnya kalian memilih untuk menyalahkan mereka, maka kalian telah menciptakan sebuah pilihan yang salah!
Dan sepertinya disaat sekarang banyak manusia yang cenderung terburu-buru dalam menciptakan sebuah pilihan, sehingga akhirnya mereka diberi hadiah kejutan berupa penyesalan. Sebuah pilihan yang terburu-buru bukan sebuah bentuk dari kecerdasan manusia dalam memilih, tapi lebih kepada sebuah bentuk ego masing-masing yang ingin terlihat hebat untuk diri sendiri. Apakah baik seperti itu? Hanya manusia berpikiran dewasa dan cerdas lah yang akan bisa memilih sebuah pilihan yang dirasa baik untuk hidup ini, setidaknya bagi hidup mereka masing-masing tanpa menelan pil pahit penyesalan pada akhirnya.